Bundo Kanduang Bintan Timur Gelar Kegiatan Membuat Tikuluak: Melestarikan Warisan Adat Minangkabau untuk Generasi Muda

Bintan Timur, 21 Oktober 2024 – Dalam rangka melestarikan salah satu warisan budaya Minangkabau, Bundo Kanduang Ikatan Keluarga Minang Saiyo (IKMS) Bintan Timur mengadakan kegiatan pelatihan membuat tikuluak, penutup kepala tradisional khas perempuan Minang. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 19 Oktober 2024, di kediaman Ketua Bundo Kanduang IKMS Bintan Timur, Ibu Armaini, S.Kom, dan dihadiri oleh sejumlah anggota Bundo Kanduang serta para pemudi Minang yang ingin mempelajari lebih dalam tentang adat istiadat Minangkabau.

Dalam kegiatan tersebut, Ibu Armaini menjelaskan teknik-teknik membuat berbagai jenis tikuluak, seperti Tikuluak Balenggek dan Tikuluak Tanduak, yang memiliki makna filosofis mendalam dalam masyarakat Minang. Para peserta tampak antusias dalam mengikuti setiap tahap, mulai dari cara melipat kain hingga merangkai tikuluak agar terbentuk sempurna di kepala.

Harapan Bundo Kanduang: Warisan Adat yang Harus Dilestarikan

Dalam sambutannya, Ketua Bundo Kanduang, Armaini, S.Kom, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga langkah awal untuk melestarikan warisan budaya Minangkabau. Ia berharap generasi muda, khususnya anak-anak perempuan Minang di Bintan, dapat terus menjaga dan mewarisi keterampilan membuat tikuluak, sebagai bagian dari identitas mereka sebagai perempuan Minang.

“Kami ingin agar tradisi membuat tikuluak ini tidak hanya berhenti pada generasi kami, tetapi terus diteruskan oleh anak-anak dan cucu-cucu kami. Tikuluak adalah simbol kebijaksanaan dan kehormatan perempuan Minangkabau. Kami berharap kegiatan ini mampu menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap adat Minang pada generasi muda, sehingga mereka dapat menjaga dan melestarikannya dengan baik di masa depan,” ujar Armaini.

Beliau juga menambahkan bahwa Bundo Kanduang IKMS Bintan Timur berencana untuk terus mengadakan kegiatan serupa, termasuk pelatihan tentang adat dan budaya Minangkabau lainnya, seperti tata cara berpakaian adat dan membuat makanan tradisional. Tujuannya adalah untuk menguatkan jati diri anak-anak perempuan Minang di perantauan, serta mempererat hubungan mereka dengan akar budaya leluhur mereka.

Generasi Muda dan Masa Depan Warisan Budaya

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari para peserta, terutama generasi muda Minang yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam budaya nenek moyang mereka. Salah satu peserta, Upik, menyatakan bahwa ia merasa bangga dapat mempelajari cara membuat tikuluak langsung dari para ibu-ibu Bundo Kanduang. “Saya berharap bisa terus belajar dan menjaga tradisi ini. Sebagai perempuan Minang, saya ingin tahu lebih banyak tentang adat istiadat kami,” katanya.

Dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap warisan budaya, Bundo Kanduang Bintan Timur bertekad untuk terus mengupayakan pelestarian adat Minangkabau di perantauan, serta menanamkan nilai-nilai luhur tersebut kepada generasi penerus, agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang di masa depan.

Post Comment